Siang yang
cerah dengan terik matahari yang menyengat, Revi pulang dari sekolah dengan
tergesa-gesa karena mendapat kabar dari tetangganya bahwa ayahnya sakit.
Ketika sampai di rumah, Revi langsung
menuju kamar Ayahnya dan berteriak,”Ayah..Ayah kenapa?” “Ayah tidak apa-apa,
Nak! Ayah hanya tak enak badan.”jawab Ayahnya. “Tidak apa-apa bagaimana? Badan
Ayah panas sekali.”kata Revi. “Ayah tidak apa-apa kok, Nak! Kamu jangan
khawatir!”kata Ayah. “Tapi Yah…” Revi belum selesai berbicara, tapi Ayahnya
menyela, “Sudah…Ayah tidak apa-apa, Nak. Sebaiknya kamu sekarang makan dulu
sana!” “Iya, Yah.”jawab Revi.
Selesai makan, Revi menuju kamar
Ayahnya dan membawakan makanan untuk Ayahnya. “Ayah, Ayah makan dulu, ya. Biar
cepat sembuh!” “Tidak, Nak. Ayah tidak lapar.” Jawab Ayah sambil
terbatuk-batuk. “Nak, ini jam tangan kesayangan Ayah untuk kamu, dipakai ya!”
kata Ayah sambil menunjukkan jam tangannya kepada Revi. “Wah, bagus sekali!
Terima kasih ya, Yah!” kata Revi. “Ya, Nak! Jam tangan itu sebagai
kenang-kenangan dari Ayah untuk kamu, ka…karena umur Ayah tinggal sebentar
lagi. “Kata Ayah sambil nafasnya tersesak dan memejamkan matanya. “Ayah…bangun!
Ayah bangun, Yah! Jangan tinggalkan Revi sendiri, Yah! Ayah…………..!” teriak Revi
sambil menangis. Teriakan Revi deidengar tetangga-tetangganya. Bu Esti dan
tetangga lainnya datang ke rumah Revi. “Revi, kamu kenapa?” Tanya Bu Esti.
“Ayah Bu…Ayah meninggal.” Kata Revi sambil menangis. “Inalillahi wainaillahi
roji’un.” Kata Bu Esti dan para tetangga yang datang ke rumah Revi. “Kamu yang
sabar ya, Revi !” kata Bu Esti.
Setelah itu Ayah Revi diburkan di
makam dekat desanya. Revi menaburkan bunga di makam Ayahnya sambil menangis.
Tiga hari setelah Ayahnya meninggal,
Revi kembali berangkat sekolah dan sudah mulai melupakan peristiwa yang
menimpanya. Revi berangkat sekolah dengan memakai jam tangan peninggalan
Ayahnya.
Hari ini adalah pelajaran olahraga.
Karena takut jam tangannya jatuh sewaktu olahraga, Revi menitipkan jam
tangannya kepada Ana, sahabatnya. “Ana, aku titip jam tangan ini ya, aku mau
olahraga dulu.” Kata Revi. “Oke. Ya sudah aku mau ke toilet dulu.” Kata Ana.
Waktu Ana di toilet, Ana tidak sengaja
menjatuhkan jam tangan revi di air. Dan jam tangan itu rusak. “Ya ampun, jam
nya jatuh di air! Aduh…pasti nanti Revi marah.” Kata Ana.
Setelah selesai olahraga, Revi
menghampiri Ana di kantin untuk mengambil jam tangan yang dititipkannya tadi.
”Hai, Ana! Aku mau mengambil jam tanganku yang tadi.” Kata Revi kepada Ana.
“Em..m maaf Rev, a..ku tidak sengaja merusakkan jam tanganmu.” Kata Ana
terbata-bata karena ketakutan. “Ha…apa? Kok bisa?” jawab Revi dengan nada
tinggi. ”Tadi aku tidak sengaja menjatuhkan jam tanganmu di air.” Kata Ana.
“Kamu ceroboh banget sih, An! Kamu tahu kan itu jam tangan peninggalan Ayahku
satu-satunya!” bentak Revi kepada Ana. “Ma…maaf, Rev! aku nanti ganti jam
tangan kamu!” kata Ana. “Tidak bisa…itu jam tangan peninggalan Ayahku dan tidak
bisa siganti dengan apapun.” Bentak Revi sambil menggebrak meja dan
meninggalkan Ana. Ana merasa sangat bersalah. Revi jadi memusuhi Ana.
Ana pulang sekolah dengan tergesa-gesa
karena mau memperbaiki jam tangan Revi yang rusak. Ana menuju ke tukang servis
jam. “Bang, tolong perbaiki jam tangan ini, ya! Kalau bisa secepatnya!” kata
Ana kepada tukang servis itu. “Baik, Dik!”
Setelah memperbaiki jam tangan Revi,
Ana pulang dengan tergesa-gesa dan tidak sabar ingin memberikan jam tangan itu
kepada Revi. Ana pulang dengan jalan kaki. Ketika Ana menyeberang jalan
tiba-tiba Ana tertabrak truk. “Aaaaa……” teriak Ana. Ana pingsan dan terluka
parah, lalu Ana dibawa ke rumah sakit.
Ibu Ana mengabari Revi bahwa Ana
kecelakaan. Revi menuju ke rumah sakit dengan terburu-buru. Ketika Revi sampai
di rumah sakit, Ana langsug berbicara dengan Revi, “Revi, ini jam tangan kamu
sudah aku perbaiki. Maaf kalau aku sudah membuatmu marah.” Kata Ana. “Tidak
seharusnya aku marah-marah sama kamu, maafkan aku ya, An, kalau aku sudah
membuamu begini.” Kata Revi sambil mengeluarkan air mata. “Iya, Rev. kamu juga
maafin aku ya!” “Iya, Ana.” Kata Revi sambil memeluk Ana. Kedua sahabat ini
telah bersatu lagi.
*SELESAI*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar